By. Fahry Bima **
Kerusakan mangrove di Indonesia sudah mencapai 68 %. Oleh karena itu, sudah saatnya kita peduli terhadap konservasi ekosistem mangrove di Indonesia.
Tidak hanya di Indonesia saja, kerusakan ekosistem hutan mangrove pun terjadi di
banyak tempat di dunia ini.
“Pada tanggal 26 Juli, kami mengajak anda untuk berpartisipasi dalam protes global
melawan perusakan terhadap ekosistem mangrove yang terus-menerus terjadi,” kata
Lider Gongora direktur yayasan pecinta lingkungan Costamanglar di dalam newsletter
Mangrove Action Project.
Kampanye menyelamatkan mangrove ini dipublikasikan oleh Mangrove Action Project
yang berbasis di Ekuador.
Mangrove Action Project atau MAP, adalah gerakan yang didedikasikan untuk
memperbaiki degradasi ekosistem hutan mangrove yang terjadi diseluruh dunia.
Melalui perayaan hari Mangrove Internasional yang jatuh pada tanggal 26 Juli ini,
gerakan mempertahankan ekosistem mangrove secara internasional diharapkan
dapat dikampanyekan secara bertingkat hingga ke komponen regional dan lokal.
Menurut Alfredo Quarto, direktur Mangrove Action Project, proyek ini memiliki 4
tujuan utama.
Yang pertama adalah mengkoordinasikan informasi mengenai ekosistem mangrove
dari dan kepada jaringan LSM internasional.
Kemudian, dengan gerakan ini, diharapkan masyarakat publik dapat disadarkan
mengenai isu-isu seputar ekosistem mangrove.
Selanjutnya, gerakan ini juga diharapkan agar dapat mengembangkan dukungan
tekhnik dan dana untuk LSM setempat.
Terakhir, gerakan ini juga diharapkan dapat membantu permasalahan yang dihadapi
oleh negara-negara dunia ketiga berkenaan dengan permasalahan pertanian dan
perikanan pantai.
"Kebebasan untuk mangrove"
"Kebebasan untuk mangrove adalah sebuah istilah simbolik yang dikeluarkan untuk
melindungi mangrove dari kehancuran," kata Gongora lagi.
Kehancuran mangrove dapat disebabkan oleh penebangan liar. Sebab lainnya adalah
tambak-tambak dan kolam-kolam perikanan air payau yang menyedot habis air dari
ekosistem alami mangrove.
Menurut Gongora dibawah slogan “Kebebasan untuk mangrove” ini, kampanye
penyelamatan mangrove ini lebih ditekankan untuk untuk mencapai misi
memperbaiki dan melindungi mangrove.
Penyelamatan mangrove dapat dilakukan melalui konservasi hutan mangrove di level
lokal, regional dan international.
Konservasi mangrove ditekankan untuk mencegah terjadinya pembukaan hutan
mangrove untuk lahan tambak ilegal atau lahan tambak yang kurang produktif.
Selain itu juga dilakukan usaha rehabilitasi agar hutan mangrove yang telah rusak
setidak-tidaknya, dapat kembali seperti ekosistem alamiahnya.
Hutan mangrove adalah salah satu jenis lahan basah yang paling produktif, karena
tumbuh di daerah antara pasang-surut pantai dan di mulut muara sungai.
Hutan mangrove juga menyediakan habitat alami yang unik bagi berbagai macam
flora dan fauna laut dan air payau.
Selain itu, hutan mangrove juga memiliki banyak fungsi yang sangat penting.
Fungsi hutan mangrove yang paling penting yaitu sebagai daerah pendukung dan
penyokong ekosistem pantai dan daratan, serta menjaga pantai dari abrasi yang
disebabkan oleh ombak laut.
Namun, di banyak tempat di dunia ini, hutan mangrove mengalami perusakan yang
cukup memprihatinkan.
Di Indonesia sendiri, perusakan hutan mangrove sudah tergolong cukup parah.
Menurut Departemen Kehutanan, dari 8,6 juta hektar lahan mangrove yang ada, 68
persennya atau sekitar 5,9 juta hektar telah rusak.
Konservasi yang diusahakan oleh berbagai LSM dan badan-badan lainnya pun, sejauh
ini hasilnya tidak maksimal.
Hal tersebut diakibatkan karena masih kurangnya kepedulian dan peran serta
pemerintah dan masyarakat umum mengenai pentingnya konservasi untuk hutan
mangrove ini.
Contoh yang dapat dilihat langsung adalah Suaka Margasatwa Muara Angke Jakarta
Utara yang berisi berbagai jenis mangrove dan tumbuhan air payau lainnya. Seperti
yang terdapat dalam artikel Ika N Krishnayanti yang berjudul Suaka Margasatwa
Muara Angke terjepit yang terdapat dalam portal beritabumi.or.id, daerah konservasi
hutan mangrove ini sebenarnya menghadapi berbagai masalah akibat sampah dan
pencemaran, namun sama sekali tidak diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat
umum.
* Peringatan Hari Mangrove Internasional 26 Juli
** Thanks For Almitra Pranawingtyas - 12 Jul 2004 14:25
Jumat, 18 September 2009
Kerusakan Mangrove di Indonesia Hampir 70 %
Post By Thailand aik aik at 02.25.00
Label: Kerusakan Mangrove
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar